Dinkes Depok Lakukan Penanganan Kaki Gajah secara Masif
A
A
A
DEPOK - Dinas Kesehatan Kota Depok melakukan pengobatan kaki gajah secara massal. Pengobatan sudah dilaksanakan sejak 4 Desember lalu. Pengobatan ini dilakukan secara bertahap di seluruh wilayah Depok. Walau tidak semua warga mau meminum obat, namun masih banyak warga yang memiliki kesadaran untuk berpartisipasi minum obat filariasis.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Lies Karmawati mengatakan, pemberian obat filariasis atau kaki gajah sudah dilakukan sebelumnya, namun belum mencapai target. Sesuai dosis, obat filariasis diminum sebanyak lima kali dalam setahun. Diharapkan obat diminum secara teratur sebanyak lima kali.
"Pertama kali obat diminum, maka cacing akan menjadi mandul sehingga cacing filariasis dalam tubuh tidak bertelur. Pada tahun kedua cacing akan semakin lima dan tahun kelima cacing dalam tubuh baru mati," kata Lies, di Depok, akhir pekan lalu.
Menurutnya, penyakit filariasis bukan hanya menyerang pada kaki, namun juga menyerang anggota tubuh lain. Misalnya bisa menyerang alat kelamin atau bagian tubuh lain. Memang umumnya terjadi pada kaki sehingga disebut kaki gajah. Untuk itu diperlukan upaya pencegahan penyakit kaki gajah secara masif.
"Suatu wilayah bisa endemik filariasisi, jika ada satu persen dari sampel ditemukan warga yang mengidap filariasis. Misalnya dari 500 orang ada lima orang yang terkena filariasis maka wilayah itu bisa dikategorikan endemik," tambahnya.
Pemberian obat filariasis secara massal dilakukan kembali pada 6 Desember. "Jika saat ini belum ada yang sempat minum obat, maka pada 6 Desember mendatang diharapkan warga bisa datang ke pos Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) untuk mendapatkan obat filariasis," pungkasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Lies Karmawati mengatakan, pemberian obat filariasis atau kaki gajah sudah dilakukan sebelumnya, namun belum mencapai target. Sesuai dosis, obat filariasis diminum sebanyak lima kali dalam setahun. Diharapkan obat diminum secara teratur sebanyak lima kali.
"Pertama kali obat diminum, maka cacing akan menjadi mandul sehingga cacing filariasis dalam tubuh tidak bertelur. Pada tahun kedua cacing akan semakin lima dan tahun kelima cacing dalam tubuh baru mati," kata Lies, di Depok, akhir pekan lalu.
Menurutnya, penyakit filariasis bukan hanya menyerang pada kaki, namun juga menyerang anggota tubuh lain. Misalnya bisa menyerang alat kelamin atau bagian tubuh lain. Memang umumnya terjadi pada kaki sehingga disebut kaki gajah. Untuk itu diperlukan upaya pencegahan penyakit kaki gajah secara masif.
"Suatu wilayah bisa endemik filariasisi, jika ada satu persen dari sampel ditemukan warga yang mengidap filariasis. Misalnya dari 500 orang ada lima orang yang terkena filariasis maka wilayah itu bisa dikategorikan endemik," tambahnya.
Pemberian obat filariasis secara massal dilakukan kembali pada 6 Desember. "Jika saat ini belum ada yang sempat minum obat, maka pada 6 Desember mendatang diharapkan warga bisa datang ke pos Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) untuk mendapatkan obat filariasis," pungkasnya.
(nfl)